Jika dalam dua pekan mendatang Anda melihat ada objek terang di langit, jangan langsung menduga Anda menyaksikan kedatangan UFO yang dikemudikan makhluk asing.
Kemungkinan besar Anda sedang menatap Mayak (bahasa Rusia yang berarti suar), sebuah satelit mini (CubeSat) yang rencananya bakal diluncurkan pada 14 Juli 2017. Peluncuran dilakukan menggunakan roket Soyuz 2.1v dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan.
Mayak adalah sebuah proyek karya mahasiswa dari Moscow State Mechanical Engineering University yang terwujud berkat pendanaan khalayak (crowdfunding) melalui situs Rusia Boomstarter –mirip dengan Kickstarter milik Amerika.
Seperti dilansir Mirror, Jumat (30/6/2017), dana sekitar USD30.000 (Rp400 jutaan) yang terkumpul, cukup untuk membangun, menguji, dan meluncurkan satelit tersebut.
Mayak, dijabarkan New Atlas, merupakan CubeSat 3U standar berukuran 340,5 x 100 x 100 mm dengan berat sekitar 3,6 kg. Dalam paket kecil itu terdapat sumber tenaga, sistem kontrol, dan, yang terpenting, satu set reflektor sinar matahari yang akan membentang setelah mencapai orbit pada ketinggian 595 km.
Reflektor tersebut akan membentang 15,7 meter persegi dan menghasilkan kilau cahaya terang yang menjadi karakteristik satelit itu. Ia terbuat dari film polimer yang 20 kali lebih tipis dari rambut manusia. Setiap tepi akan memiliki panjang 2,7 meter dengan luas permukaan 6 meter persegi.
Layar tersebut kemudian akan memantulkan sinar matahari ke Bumi dengan tingkat kecerahan (apparent magnitude/mag) yang relatif tinggi, mencapai -10. Semakin kecil angka mag sebuah objek antariksa, semakin terang ia tampak dari Bumi.
Sebagai perbandingan, Matahari mencapai mag -27, Bulan purnama antara -13 dan -12, dan Venus -5. Objek buatan manusia paling terang di angkasa saat ini adalah Stasiun Antariksa Internasional (ISS) yang mag puncaknya mencapai -6.
“Kami mengirim pesawat ruang angkasa ke orbit yang akan menjadi bintang paling terang di langit, terlihat dari titik manapun di planet kita,” ujar pemimpin proyek, Alexander Shaenko, kepala kursus kosmonotika modern di Moscow State University of Mechanical Engineering pada Daily Mail (30/6).
“Kami juga ingin menunjukkan bahwa eksplorasi luar angkasa adalah sesuatu yang sangat menarik, namun yang terpenting adalah dapat diakses oleh semua orang yang tertarik.”
Tujuan utama peluncuran Mayak adalah untuk menunjukkan bahwa eksplorasi antariksa bisa dilakukan dengan biaya relatif murah yang didapat dari crowdfunding. Hal itu bisa menginspirasi generasi muda untuk mau mengeksplorasi angkasa luar.
Mayak juga akan digunakan untuk mengukur mag pesawat antariksa kecil dan, pada akhir perjalanannya, bakal digunakan untuk memerangi sampah antariksa. Caranya dengan mengeluarkan struktur mirip parasut guna mendorong sampah-sampah itu lebih rendah sehingga keluar orbit dan jatuh lalu terbakar oleh atmosfer Bumi.
Klaim tingkat mag yang bisa dicapai Mayak tersebut diragukan oleh Jonathan O’Callaghan dari IFLScience. Menurutnya, tingkat kecerahan maksimal yang bisa dicapai Mayak hanya -3,6.
Walau belum bisa dibuktikan berapa mag Mayak nantinya akan bersinar, beberapa astronom menyebut proyek tersebut bisa mengganggu langit gelap yang penting bagi penelitian yang mereka lakukan.
“Kami bekerja keras mencari langit gelap di sekitar planet kita. Saya akan sangat sedih jika kerja kami itu terganggu oleh proyek pendanaan khalayak omong kosong seperti ini,” kata Nick Howes, seorang ahli astronomi dan mantan wakil direktur Observatorium Kielder di Northumberland, Inggris.
Akan tetapi Shaenko kepada IFLScience mengatakan bahwa Mayak tidak akan menjadi masalah. Ia menyatakan “ada banyak pesawat yang terbang menembus langit malam, beberapa bahkan lebih terang dari Mayak.”
0 Comments